NAMA : RADHIKA HASNA FATINNIM : E2018051DIPLOMA DIV FISIOTERAPI
ROM (Range Of Motion)
ROM (Range Of Motion) merupakan jumlah maksimum
gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh,
yaitu sagital, transversal, dan frontal,dan latihan fisik menggerakkan anggota badan dan
anggota gerak secara teratur baik dibantu maupun secara mandiri yang berguna
untuk melatih otot-otot yang mengalami kekakuan
Tujuan pengukuran ROM adalah :
1. Mengetahui
lingkup gerak satu sendi dibandingkan sendi lainnya. Misalnya antara sendi yang
sakit dengan sendi yang normal
2.
Mengevaluasi keberhasilan intervensi atau pemberian terapi
3.
Mendokumentasikan kemajuan lingkup gerak suatu sendi
4. Membantu
meningkatkan motivasi pasien
5. Dapat
digunakan untuk penelitian
Jenis
Pengukuran ROM
1. Metode
pengukuran ROM
Metode dalam pengukuran ROM dapat dilakukan secara :
a. Aktif
ROM
Gerakan sendi yang sepenuhnya dikontrol oleh otot
pada sendi yang bersangkutan sehingga dikenal dengan internal force ROM.
b. Pasif
ROM
Gerakan sendi yang sepenuhnya ditimbulkan oleh usaha
dari luar dengan bantuan orang lain/fisioterapis, pengaruh gravitasi, dan atau
alat tertentu, sehingga dinyatakan sebagai eksternal force ROM.
c.
Aktif-Assistif ROM
Perubahan ruang lingkup gerak sendi yang terjadi
karena selain dikontrol oleh otot disekitar sendi juga dibantu dari
luar/fisioterapis.
2. Jenis
Pengukuran ROM
a. ZSP
(zero starting position)
Posisi awal gerakan (sendi lurus) dikatakan sebagai
0 derajat bukan 180 derajat, berarti awal gerakan dimulai dan menjauhi tubuh ke
arah mendekati tubuh.
Metode tersebut dikenal juga dengan sebutan ISOM
(International Standard Orthopedic Measurement). Beberapa kekhususan metode pengukuran
ROM dengan ISOM adalah :
1) Cara
penulisan yang disingkat : F 0 . 0 . 135° akhir gerakan ke arah mendekati tubuh
(dibuat dalam 3 kategori angka numerik).
a) Huruf
F menunjukkan bidang gerak yaitu frontal
b) Angka
numerik 0 yang pertama menunjukkan angka hiperekstensi, contoh -15° adalah
hiperekstensi elbow joint
c) Angka
numerik 0 yang kedua menunjukkan angka posisi netral elbow joint
d) Angka
numerik yang ketiga (misalnya 135°) menunjukkan full fleksi elbow joint.
2) Makna
dari penulisan
a) Ada
atau tidaknya hiperekstensi
b) Ada
atau tidaknya stiffness joint yang dinyatakan dalam derajat tertentu.
c) Ada
atau tidaknya posisi lingkup gerak sendi yang ada yang dinyatakan dalam derajat
tertentu
3) Makna
dari cara pengukuran
Diukur berdasarkan derajat-derajat dari limitasi dan
atau lingkup gerak sendi yang ada, sehingga pengukuran ZSP/ISOM tersebut
praktis namun memiliki multi interpretasi.
b. Metode pengukuran konvensional
Pengukuran
ROM yang dimulai dan diakhiri sesuai dengan arah dan bidang gerak sendi.
Misalnya dari arah fleksi elbow ke ekstensi dan atau arah ekstensi elbow ke
fleksi, sehingga cara membacanya harus selalu dicantumkan arah gerakan sendi,
misalnya arah gerakan dari ekstensi ke fleksi elbow atau dari fleksi ke
ekstensi elbow. Pada metode pengukuran tersebut ditentukan lingkup ROM yang
limitasi yang kemudian digabung dengan lingkup ROM yang tersedia serta tidak
ditentukan bidang gerak sendi yang ada.
c. Metode pengukuran lingkup multisendi
Metode
pengukuran lingkup multisendi berdasarkan teori dari Djohan Aras. Metode
pengukuran beberapa sendi yang dilakukan sekaligus secara bersamaan dengan
menggunakan meteran untuk mengetahui seberapa besar perubahan lingkup sendi
yang terjadi secara bersama-sama. Pada umumnya digunakan pada sekumpulan sendi
yang posisinya saling berdekatan misalnya pada kolumna verttebralis, karena
pada kolumna vertebralis sulit diukur lingkup sendinya pada setiap ruas sendi
vertebra. Contoh pengukuran lingkup sendi fleksi pada regio lumbosakral.
3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengukuran
ROM
a. Rehabilitas :
Hilangkan
faktor penghambat seperti pakaian, variasi posisi, jam, dsb.
b. Umur:
1).
Pada umur 20-30 tahun terjadi perubahan ROM
2).
ROM stabil pada usia >30-60 tahun dalam artian perubahan lingkup gerak sendi
relatif stabil
3).
Usia >60 tahun akan terjadi perubahan-perubahan berupa penurunan ROM karena
faktor degeneratif.
c. Jenis Kelamin:
Wanita
cenderung lebih besar ROMnya dibandingkan pria
d. Sisi dominan:
Normal
gerak sendi tidak ada perbedaan kanan dan kiri
e. Tipe gerakan:
Gerakan
yang dilakukan apakah gerakan aktif, pasif, ataupun aktif-assistif
f. Validitas alat ukur:
Alat
ukur yang digunakan adalah goniometer yang sesuai dengan ciri sendi. Misalnya
sendi yang besar menggunakan goniometer yang besar, dsb.
g. Tingkat pengetahuan dan penguasaan
fisioterapis
Melakukan
pengukuran dengan cara menentukan titik ukur yang akurat, dan melakukan
interpretasi berdasarkan parameter alat ukur ROM yang baku pada setiap sendi.
4. Prinsip pengukuran ROM
a. Positioning pasien
b. Ketersediaan alat ukur (jenis-jenis
goniometer) dan parameter
c. Akurasi fisioterapis yang melakukan
pengukuran
5. Praktek melakukan pengukuran ROM
a. Persiapan
1).
Siapkan pasien dalam tanpa penghalang
2).
Mempersiapkan alat/jenis-jenis goniometer
3).
Mempersiapkan protap pengukuran ROM
b. Pelaksanaan
1).
Fisioterapis memposisikan pasien sedemikian rupa, mempersiapkan goniometer
sesuai dengan sendi yang akan di ukur serta parameter pengukuran berdasarkan
protap
2).
Berkomunikasi kepada pasien tentang tujuan pengukuran
3).
Fisioterapi menentukan titik fulcrum pada sendi yang akan diukur, tangkai
fixator pada goniometer diletakkan pada
medial lain bagian sendi inmobile, sedangkan tungkai goniometer yang lainnya
diposisikan pada medial line bagian sendi yang mobile, selain itu jika
menggunakan meteran, maka pasien diposisikan berdiri pada posisi ekstensi mulai
dari C0 ke S1 (dapat dimodifikasi) kemudian pasien dihiperfleksikan lalu
fisioterapis membandingkan antara posisi terpendek pada hiperekstensi ke posisi
terpanjang pada posisi hiperfleksi kolumna vertebralis. Parameter normal jika
mencapai selisih 10 cm. Kurang dianggap hipo, dan lebih dianggap hiper. Sedangkan
penggunaan inklinometer , yakni posisi pasien sedemikian rupa, lalu
inklinometer diletakkan pada titik fulcrum yang telah ditentukan (posisi
netral) kemudian pasien melakukan gerakan aktif atau pasif lalu diliat pada
angka inklometer kemudian membandingkan dengan parameter yang ada untuk
diinterpretasikan, kemuian dicatat.
4).
Fisioterapis memberikan instruksi kepada pasien sesuai dengan jenis pengukuran
ROM yang dikehendaki (misalnya gerakan aktif, pasif, atau aktif-asisstif) dan
pada akhir lingkup gerak sendi fisioterapis membaca nilai yang tertera pada
goniometer.
5).
Fisioterapis menginterpretasikan nilai akhir pada ROM yang dicapai dengan
membandingkan parameter pengukuran sendi yang tersedia, lalu didokumentasikan.
6. ROM
normal setiap regio
Pengukuran LGS Tiap Sudut Persendian
Manusia
ROM Cervical spine (LGS Leher)
Fleksi = 0-80 derajat
Ekstensi = 0-50
Total Fleksi / ekstensi = 0-130
Lateral side Fleksi = 0-45
Rotasi masing masing sisi = 0-80
ROM Shoulder (LGS bahu)
Flexi = 0-165 derajat
Ext = 0-60
Abd = 0-170
Int. Rot abduksi = 0-70
Ekst. Rot abduksi = 0-100
ROM Elbow (LGS siku)
Flexi = 0-145
Ext = 0
Pronasi = 0-75
Supinasi = 0-80
ROM Wrist (LGS Pergelangan tangan)
Flexi = 0-75
Ext = 0-75
Radial Deviasi = 0-20
Ulnar Dev = 0-35
Pronasi = 0-75
Supinasi = 0-80
ROM Thumb (LGS Jempol tangan)
IP joint Flexi = 0-80
IP joint ext = 0-20
MP joint Flexi = 0-55
MP joint Ext, pasif =0-5
ROM Metacarpal (LGS Telapak Tangan)
Metacarpal Abduksi = 0-20
Metacarpal Flexi = 0-15
ROM Finger (LGS Jari - jari tangan)
MP joint Fleksi = 0-90
MP joint, pasif Hiper ekstensi= up to 45
Proximal IP joint, Flexi = 0-100
Distal IP joint, Flexi = 0-80
ROM Toraco lumbar spine (LGS Tulang Belakang)
Thoracic spine Flexi = 0-45
Lumbar spine Flexi = 0-60
Kombinasi lateral Flexi dan masing -masing sisi =
0-30
Thoracic spine rotasi masing - masing sisi = 0-40
ROM HIP (LGS Paha)
Flexi = 0-120
Ekstensi = 5-20
Abduksi= 0-40
Adduksi = 0-25
Int. Rot 90 Flexi = 0-45
Ext. Rot 90 Flexi = 0-45
Int. Rot ext = 0-35
External Rot ext = 0-45
ROM Knee (LGS Lutut)
Flexi =0-135+
Ext =0
ROM Ankle (LGS Tumit)
Dorso Flexi = 0-15
Plantar Flexi= 0-55
ROM Foot (LGS Kaki)
Inversi heel = 0-20
Eversi heel = 0-10
Total supinasi forefoot = 0-35
Total pronasi forefoot = 0-20
ROM Great Toe (LGS Jempol Kaki)
Flexi MP = 0-40
Ext MP = 0-65
Flexi IP = 0-60
Ext IP =0
End Feel
Pada pemeriksaan ROM pasif struktur unik pada tiap
sendi dapat terasa, beberapa sendi ROM nya dibatasi oleh kapsul sendi, ada juga
yang dibatasi oleh ligamen, batasan gerak normal yang lainnya adalah oleh
ketegangan otot, benturan permukaan sendi dan jaringan lunak. Tipe setiap
struktur yang membatasi ROM mempunyai karakteristik rasa, yang dapat terasa
dengan pemeriksaan sendi pasif. Rasa yang bisa di rasakan oleh seseorang yang melakukan
pemeriksaan pada akhir ROM pasif tersebut dinamakan end feel.
Tidak ada komentar
Posting Komentar