Nama: Mia Kurnia Wati
Nim: E2018039
Nim: E2018039
Pengukuran Kekuatan Otot
dengan Manual Muscle Testing (MMT) dan 1 RM
(Repetisi Maksimum)

Ada banyak hal yang bisa mempengaruhi kekuatan otot, seperti
operasi, cedera, atau penyakit tertentu. Malas berolahraga juga dapat
menurunkan kekuatan otot yang dapat membuat Anda rentan mengalami cedera saat
beraktifitas. Kekuatan otot adalah kemampuan otot untuk berkontraksi dan
menghasilkan gaya. pasien biasanya dianggap membutuhkan penilaian kekuatan otot
apabila:
Ø pasien yang terindikasi telah mengalami stroke
Ø pasien yang telah mengalami trauma seperti habis kecelakaan
Ø pasien trauma kapitis atau trauma kepala.
Pengukuran
kekuatan otot bisa
dilakukan dengan Manual Muscle Testing (MMT)
atau dinamometer. MMT dan dinamometer adalah metode yang paling sering
digunakan di klinik-klinik fisioterapi untuk mengukur kekuatan otot.
Manual Muscle Testing (MMT) adalah metode pengukuran kekuatan otot paling populer dan banyak dilakukan oleh fisioterapis. Dalam pemeriksaan MMT, fisioterapis akan mendorong tubuh Anda ke arah tertentu dan Anda diminta menahan dorongan tersebut, lalu fisioterapis mencatat score atau nilai kekuatan otot Anda, besarnya tergantung pada seberapa banyak Anda mampu menahan dorongan tadi.
Manual Muscle Testing (MMT) adalah metode pengukuran kekuatan otot paling populer dan banyak dilakukan oleh fisioterapis. Dalam pemeriksaan MMT, fisioterapis akan mendorong tubuh Anda ke arah tertentu dan Anda diminta menahan dorongan tersebut, lalu fisioterapis mencatat score atau nilai kekuatan otot Anda, besarnya tergantung pada seberapa banyak Anda mampu menahan dorongan tadi.
MANUAL MUSCLE TESTING (MMT):
Nilai 0
: Tidak ada kontraksi atau tonus otot sama sekali.
Nilai
1 : Terdapat kontraksi atau tonus otot tetapi tidak ada gerakan sama
sekali.
Nilai 2 :
Mampu melakukan gerakan namun belum bisa melawan garvitasi.
Nilai 3 :
Mampu bergerak dengan lingkup gerak sendi secara penuh dan melawan gravitasi tetapi
belum bisa melawan tahanan minimal.
Nilai
4 : Mampu bergerak penuh melawan gravitasi dan dapat melawan tahanan
sedang.
Nilai 5
: Mampu melawan gravitasi dan mampu melawan tahanan maksimal.
Cara pemeriksaan
kekuatan otot:
1.
Minta klien untuk
berdiri, amati struktur rangka dan perhatikan adanya kelainan dan deformitas.
2.
Amati adanya
kontraktur dengan meminta klien untuk menggerakkan persendian ekstremitas.
3.
Minta klien
merentangkan kedua lengan kedepan, amati adanya tremor, ukuran otot (atropi,
hipertropi), serta ukur lingkar ekstremitasnya (perbedaan >1cm dianggap
bermakna). Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot.
4.
Sternocleidomastoideus:
klien menengok ke salah satu sisi dengan melawan tahanan tangan pemeriksa.
5.
Trapezius: letakkan
kedua tangan pada bahu klien, minta klien menaikkan bahu melawan tahanan tangan
pemeriksa.
6.
Deltoideus: minta
klien mengangkat kedua lengan dan melawan dorongan tangan pemeriksa ke arah
bawah.
7.
Otot panggul:
posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi, letakkan tangan di
antara kedua lutut klien, minta klien mengangkat salah satu tungkai, dorong
tungkai kebawah.
8.
Abduksi
panggul:posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi, letakkan
tangan pada permukaan lateral masing-masing lutut klien, minta klien
meregangkan kedua tungkai, melawan tahanan pemeriksa.
9.
Adduksi panggul:
posisikan klien telentang dengan kedua tungkai ekstensi, letakkan tangan di
antara kedua lutut klien, minta klien mengangkat salah satu tungkai, minta
klien merapatkan kedua tungkai melawan tahanan pemeriksa. Palpasi otot untuk
memeriksa apakah ada kelainan otot, kekuatan otot.
10. Bisep: minta klien merentangkan kedua lengan dan mencoba
memeluknya, pemeriksa menahan lengan agar tetap ekstensi.
11. Trisep: minta klien menekuk kedua lengan dan mencoba
merentangkannya melawan usaha pemeriksa untuk membuat lengan klien tetap fleksi.
12. Otot pergelanagan tangan dan jari-jari : minta klien
merengangkan kelima jari dan melawan usaha pemeriksa untuk mengumpulkan
kelima jari.
13. Kekuatan genggaman: minta klien menggenggam jari telunjuk
dan jari tengah pemeriksa, tarik kedua jari dari genggaman klien.
14. Hamstring: posisikan klien telentang, kedua lutut ditekuk
minta klien meluruskan tungkai melawan tahan pemeriksa.
15. Kuadrisep: posisikan klien telentang,lutut setengah
ekstensi,klien menahan usaha pemeriksa untuk memfleksikan lutut.
16. Otot mata kaki dan kaki : minta klien melawan usaha
pemeriksa untuk mendorsofleksikan kakinya dan kembali melawan usaha pemeriksa
untuk memfleksikan kakinya.
17. Palpasi tulang ekstremitas dan setiap persendian untuk
menemukan area yang mengalami edema atau nyeri tekan, tungka, bengkak,
krepitasi, dan nodul.
Menghitung Repetisi
Maksimum ( 1 RM )
Repetisi Maksimum adalah beban
angkatan maksimal yang mampu dieksekusi seseorang dengan sempurna dan tidak
mungkin diangkat lagi pada rep ke 2.
Sangat penting sebelum memulai suatu program
latihan untuk menentukan angkatan 1RM, karena sebagian besar bahkan semua
program latihan menggunakan 1RM sebagai acuan, hal ini didasarkan pada
kemampuan orang-orang tidak lah sama.
Selain hal diatas 1RM juga berguna untuk mengetahui progress latihan yang kita lakukan.
Selain hal diatas 1RM juga berguna untuk mengetahui progress latihan yang kita lakukan.
Cara menghitung 1 RM:
1.
Ambillah
beban secara acak yang sekiranya tidak terlalu ringan dan tidak terlalu berat.
2.
Coba
angkat dengan gerakan tertentu sebanyak mungkin.
3.
Hitung 1 RM dengan rumus
A kg x 100% / B% =
1 RM
4.
Jumlah
repetisi yang mampu kita lakukan dimasukkan ke diagram Holten.

Contoh perhitungan 1 RM:
Seseorang ingin mengetahui “1RM”
biseps brachii. Dia mengambil secara kira-kira beban seberat 7 kilogram.
Ternyata ia mampu melakukan gerakan penguatan biseps sebanyak 22 kali.
Ketika angka repetisi tersebut dimasukkan ke diagram Holten, didapati
kalau beban 7 kilogram tersebut merupakan 70% atau 0.7 dari repetisi
maksimalnya. Dengan kata lain 7 kg adalah 70% dari kemampuan maksimal untuk
mengangkat beban.
1RM =
7 x 100 / 70 = 10 kg
Dari penghitungan di atas kita dapati 1RM untuk otot biseps
adalah sebesar 10 kg.
Kemudian dicocokkan dengan target yang ingin dicapai, sebagai
berikut:

Misalnya ingin
meningkatkan massa otot, 1RM dikali 80% (antara 75-85%), maka beban yang harus dipakai sejumlah 10 kg (1RM) x 80% maka hasilnya adalah 8
kg. Untuk mencapai peningkatan masa otot, maka harus
mengulang gerakan latihan biceps sebanyak 12 kali x 3 set dengan masa istirahat
antar set selama 5 menit.
Hal
yang sama juga berlaku bila target kita untuk peningkatan daya tahan atau
kekuatan absolut. Pedoman ini dapat dipakai secara fleksibel. Bahkan ada pula
yang mengkombinasikan ketiga metode ini dengan sebutan metode piramid.
Sebelum memulai latihan,
jangan lupa pemanasan, peregangan, latihan inti kemudian pendinginan. Bila
setelah latihan inti Anda masih merasa memiliki daya tahan, latihan kardio
sangat dianjurkan baru kemudian pendinginan.Perhatikan waktu istirahat antar
set. Gunakan waktu istirahat antar set untuk peregangan.
Kekuatan otot
1) Intensitas: 60-70% 1 RM
(Sedang), 80-100% (berat)
2) Repetisi: 1-3 Set 8-12
repetisi (sedang)
3) Istirahat: 2-3 menit (beban
berat)
Power otot
1)
Intensitas: 30-60% upper eks, 0-60 % lower eks
2)
Repetisi: 1-3 Set 3-6 repetisi /latihan
3)
Istirahat: 2-3 menit (beban berat)
Hipertropi otot
1)
Beban: 70-85% 1 RM (Sedang), 70-100% (berat)
2)
Repetisi: 1-3 Set 8-12 repetisi (sedang)
3)
Istirahat: 2-3 menit (beban berat)
Daya tahan otot
1)
Intensitas: >70% 1 RM
- 2) Repetisi: 2-4 Set 10-25 repetisi /latihan
3)
Istirahat: 30-60 detik antar set
Tidak ada komentar
Posting Komentar